Pada suatu hari adalah seorang ibu yang sudah lama menginginkan seorang
gadis kecil tetapi ia tidak punya anak, ia menjadi sangat sedih. Suatu
hari ia mendengar bahwa ada seorang wanita tua yang bijak yang dapat
menolongnya. Ia pun datang ke wanita itu. Wanita tua itu memberinya
sebuah biji kecil yang katanya akan tunmbuh menjadi seorang gadis kecil.
Ibu tadi segera menanam biji itu di sebuah pot. Tak lama kemudian
tanaman itu tumbuh dan muncul kuncup bunga.
Kuncup bunga itu berkembang dengan mahkotanya yang berwarna kuning dan di tengahnya terdapat seorang gadis kecil, tak lebih dari ukuran ibu jari seorang wanita. Gadis kecil ini diberi nama Thumbelina.
Si ibu sangat senang memiliki Thumbelina dan merawatnya dengan baik. Thumbelina juga senang dan ia suka menyanyikan lagu dengan suaranya yang lembut dan merdu setiap ia bermain di meja dapur. Saat malam tiba, ia tidur di sebuah ranjang yang terbuat dari kulit kacang.
Pada suatu hari, seekor kodok mendengar nyanyian Thumbelina dan melompat ke jendela untuk membawa Thumbelina ke sungai tempat ia tinggal. Kodok itu berkata, "Ia akan menjadi istri yang sangat cantik untuk anakku." Thumbelina tidak mau menikah dengan kodok buruk rupa tetapi ia tidak tahu bagaimana melarikan diri dari sana. Kodok itu meninggalkan gadis kecil malang itu di atas sebuah daun teratai dan pergi mencari anaknya.
Tak lama setelah itu, beberapa ikan menemani Thumbelina yang sendirian di atas daun teratai. Ia menceritakan tentang apa yang akan dilakukan kodok itu dan ikan-ikan merasa kasihan kepadanya. Mereka menolongnya dengan mengigiti daun teratai itu agar dapat terbawa arus. Akhirnya, Thumbelina berhasil melarikan diri.
Saat ia sedang terbawa arus sungai, Thumbelina bertemu dengan seekor kupu-kupu cantik. Ia membawa Thumbelina ke sebuah hutan di mana ia dapat membuat rumah untuk dirinya sendiri. Thumbelina sangat senang berada di hutan itu, ia memakan buah-buahan yang ia temukan dan bermain dengan teman kupu-kupunya. Kemudian, hari demi hari semakin dingin. Musim salju datang. Thumbelina tidak dapat menemukan makanan. Teman kupu-kupunya juga menghilang dan ia sendirian.
Kemudian pada suatu hari, Thumbelina bertemu dengan seekor tikus ladang. Ia berteman dengan tikus itu dan mereka hidup bersama di rumah kecil si tikus. Tak lama setelah itu, si tikus menyuruh Thumbelina untuk menikahi temannya seekor tikus tanah. Thumbelina tidak mau menikah dengan tikus yang hidup di bawah tanah dan tanpa cahaya matahari. Tetapi ia ingin berlindung dari musim salju.
Suatu hari, saat Thumbelina berkunjung ke rumah si tikus, ia menemukan seekor burung walet yang terkapar lemas dan kedinginan. Ia merasa kasihan melihat burung itu dan menyelimutinya agar hangat. Sampai pada musim panas tiba, burung walet itu telah kembali sehat dan kuat dan siap untuk kembali ke rumahnya. Thumbelina berpisah dengan burung itu dan ia terbang bersama teman-temannya.
Saat musim panas berakhir, Thumbelina menatap langit. Ada banyak burung beterbangan, tiba-tiba seekor burung turun dan hinggap di sebelahnya. Ternyata burung itu adalah burung walet yang waktu itu ia selamatkan. "Aku akan pergi ke tempat yang hangat, ikutlah denganku," katanya. Thumbelina sangat senang, ia naik ke atas punggung si burung dan mereka pergi ke negeri yang jauh.
Negeri itu penuh dengan bunga, di sana tinggal orang-orang kecil sama seperti Thumbelia. Mereka berkata, "Kau sama seperti kami, kami adalah manusia bunga dan kami memanggilmu ''Maia''." Maia menyukai rumah barunya dan tak lama kemudian ia menikah dengan seorang pangeran tampan negeri bunga dan mereka hidup bahagia selamanya.
Kuncup bunga itu berkembang dengan mahkotanya yang berwarna kuning dan di tengahnya terdapat seorang gadis kecil, tak lebih dari ukuran ibu jari seorang wanita. Gadis kecil ini diberi nama Thumbelina.
Si ibu sangat senang memiliki Thumbelina dan merawatnya dengan baik. Thumbelina juga senang dan ia suka menyanyikan lagu dengan suaranya yang lembut dan merdu setiap ia bermain di meja dapur. Saat malam tiba, ia tidur di sebuah ranjang yang terbuat dari kulit kacang.
Pada suatu hari, seekor kodok mendengar nyanyian Thumbelina dan melompat ke jendela untuk membawa Thumbelina ke sungai tempat ia tinggal. Kodok itu berkata, "Ia akan menjadi istri yang sangat cantik untuk anakku." Thumbelina tidak mau menikah dengan kodok buruk rupa tetapi ia tidak tahu bagaimana melarikan diri dari sana. Kodok itu meninggalkan gadis kecil malang itu di atas sebuah daun teratai dan pergi mencari anaknya.
Tak lama setelah itu, beberapa ikan menemani Thumbelina yang sendirian di atas daun teratai. Ia menceritakan tentang apa yang akan dilakukan kodok itu dan ikan-ikan merasa kasihan kepadanya. Mereka menolongnya dengan mengigiti daun teratai itu agar dapat terbawa arus. Akhirnya, Thumbelina berhasil melarikan diri.
Saat ia sedang terbawa arus sungai, Thumbelina bertemu dengan seekor kupu-kupu cantik. Ia membawa Thumbelina ke sebuah hutan di mana ia dapat membuat rumah untuk dirinya sendiri. Thumbelina sangat senang berada di hutan itu, ia memakan buah-buahan yang ia temukan dan bermain dengan teman kupu-kupunya. Kemudian, hari demi hari semakin dingin. Musim salju datang. Thumbelina tidak dapat menemukan makanan. Teman kupu-kupunya juga menghilang dan ia sendirian.
Kemudian pada suatu hari, Thumbelina bertemu dengan seekor tikus ladang. Ia berteman dengan tikus itu dan mereka hidup bersama di rumah kecil si tikus. Tak lama setelah itu, si tikus menyuruh Thumbelina untuk menikahi temannya seekor tikus tanah. Thumbelina tidak mau menikah dengan tikus yang hidup di bawah tanah dan tanpa cahaya matahari. Tetapi ia ingin berlindung dari musim salju.
Suatu hari, saat Thumbelina berkunjung ke rumah si tikus, ia menemukan seekor burung walet yang terkapar lemas dan kedinginan. Ia merasa kasihan melihat burung itu dan menyelimutinya agar hangat. Sampai pada musim panas tiba, burung walet itu telah kembali sehat dan kuat dan siap untuk kembali ke rumahnya. Thumbelina berpisah dengan burung itu dan ia terbang bersama teman-temannya.
Saat musim panas berakhir, Thumbelina menatap langit. Ada banyak burung beterbangan, tiba-tiba seekor burung turun dan hinggap di sebelahnya. Ternyata burung itu adalah burung walet yang waktu itu ia selamatkan. "Aku akan pergi ke tempat yang hangat, ikutlah denganku," katanya. Thumbelina sangat senang, ia naik ke atas punggung si burung dan mereka pergi ke negeri yang jauh.
Negeri itu penuh dengan bunga, di sana tinggal orang-orang kecil sama seperti Thumbelia. Mereka berkata, "Kau sama seperti kami, kami adalah manusia bunga dan kami memanggilmu ''Maia''." Maia menyukai rumah barunya dan tak lama kemudian ia menikah dengan seorang pangeran tampan negeri bunga dan mereka hidup bahagia selamanya.