Selasa, 15 November 2011

80 Ilmuwan Dunia

Seorang ilmuwan cerdas, berpikir ilmiah, penemu teori relativitas umum. Namun Albert Einstein bukanlah orang yang rajin, dia sangat pemalas. Bahkan dia termasuk siswa yang bodoh di kelasnya saat masih bersekolah di bangku sekolah dasar. Dia baru menampakkan ketertarikannya pada fisika saat sang ayah memberinya hadiah sebuah kompas. Heran dengan arah jarumnya, dia bertanya pada ayahnya, “Mengapa jarum kompas selalu mengarah ke utara dan selatan?” Sejak itu dia hanya bersedia berkutat dengan mata pelajaran fisika dan matematika di sekolah.


Itulah kisah salah satu ilmuwan besar, Albert Einstein, dalam menjalani hidupnya sejak kecil hingga menjadi seorang ilmuwan. Masih terdapat 79 kisah ilmuwan lain dalam buku berjudul “80 ilmuwan besar dunia bidang fisika dan biologi,” karya Badiatul Muchlisin Asti ini.

Badiatul merinci setiap biografi dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti. Tidak perlu khawatir akan menemukan kesulitan dalam membaca buku ini karena tidak terdapat rumus fisika maupun matematika yang ditampilkan. Setiap biografi menonjolkan sisi lain biografi seorang ilmuwan besar.

Albert Einstein yang ternyata seorang pemalas merupakan salah satu contohnya. Badiatul juga menceritakan seorang ilmuwan genetika, Gregore Mendel yang ternyata diarahkan oleh ayahnya untuk menjadi seorang petani. Bahkan penemu Hukum Mendel ini sempat menjalani pekerjaan sebagai seorang biarawan di usianya yang masih muda, umur 21 tahun. Disebutkan pula, Benjamin Franklin yang nekat bermain layang-layang saat hujan badai sebelum kemudian dia menemukan penangkal petir.
Tidak hanya para ilmuwan besar yang biografinya dirangkum dalam buku ini. Sebagian ilmuwan yang selama ini hanya disebut sesekali dalam pelajaran fisika, kimia atau biologi siswa sekolah pun banyak yang ditampilkan. Sebut saja Johann Wilhelm Ritter penemu sinar ultraviolet. Atau Enrico Fermi, ahli reactor nuklir.

Biografi ilmuwan besar pada abad ini seperti Stephen Hawking juga dapat Anda baca dalam buku ini. Alhi filsafat, Aristoteles, yang tidak hanya menguasai ilmu eksakta juga ditampilkan dalam buku ini. Satu lagi, tidak hanya ilmuwan laki-laki yang ditampilkan dalam buku ini, tetapi juga terdapat ilmuwan perempuan seperti Marie Curie penemu radioaktif polonium dan radium.

Sebagai bacaan santai dan inspiratif, buku ini memang patut dipertimbangkan. Sisi lain para ilmuwan besar yang mampu menginspirasi para pembaca menjadi daya tarik buku ini sebagai bacaan santai. Bagi Anda yang memiliki anak pada usia muda juga dapat memiliki pengetahuan lebih sebagai bekal bercerita.

Namun buku ini juga masih memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya penggunaan bahasa yang terlalu baku dan tidak humoris. Kemungkinan hanya orang dewasa yang mampu menikmatinya. Pertimbangkan kembali niat Anda untuk memberikan kado berupa buku ini kepada anak-anak.

Selain itu sebagai pendamping buku pelajaran di sekolah, buku ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Tidak adanya tampilan rumus dan penemuan para ilmuwan menjadi salah satu kekurangannya. Bagi siswa yang masih bersekolah dan menginginkan pengetahuan lebih mengenai rumus atau penemuan, buku ini hanya dapat menjadi pendamping ringan.