SS2 merupakan senapan serbu generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SS2 dibanding generasi sebelumnya adalah desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, berat yang lebih ringan juga akurasi yang lebih terjaga. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5,56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg.
Pada tahun 2006, TNI-AD
membeli 10.000 pucuk senjata SS2 dari Pindad. Rencananya senjata ini digunakan untuk menggantikan sejumlah senapan Colt M-16A1 buatan Amerika Serikat dan sebagian FN FNC buatan Belgia. Direktur utama Pindad Budi Santoso mengatakan, harga SS2 sekitar tiga hingga tiga setengah juta rupiah.
Pada tahun 2008, TNI-AD mulai
menggunakan versi lanjutan yang lebih baik lagi yaitu SS2 - V4.
Beberapa varian dari senjata SS2 ini adalah, SS2-V1, V4 dan V5.
|
SS2 - V1 |
|
SS2 - V4 |
|
SS2 - V5 |
Secara Umum, SS2 buatan Pindad ini memiliki spesifikasi:
Berat | 3,2 kg (kosong) |
Panjang | 930 mm |
Panjang laras | 460 mm |
|
Peluru | 5.56 x 45 mm NATO, .223 Remington |
Kaliber | 5.56 x 45 mm |
Mekanisme | Piston gas, bolt berputar |
Rata² tembakan | 700 butir/menit |
Kecepatan peluru | 710 m/s |
Jarak efektif | 450 m |
Amunisi | Magazen box STANAG isi 30-butir |
Alat bidik | Bidikan besi |
Senapan membanggakan buatan dalam negeri yang lisensi awalnya (ss1) kita beli dari Belgia semasa Embargo Militer oleh amerika kepada TNI ini telah kita perkenalkan kepada dunia. Salah satu negara yang terkagum-kagum dengan SS2 ini adalah Malaysia, dan semua negara yang berbatasan dengan Indonesia.